Kebanyakan ubur-ubur memiliki tubuh dengan lebar kurang dari 1 cm hingga 40 cm, bahkan yang terkecil hanya memiliki lebar 1 mm.
Ubur-ubur terbesar adalah Lion’s Mane Jellyfish yang lebarnya mencapai 1,8 m dengan panjang tentakel lebih dari 15 m.
Tak hanya bentuk tubuh yang unik, ubur-ubur juga memiliki cara berkembang biak dan siklus hidup yang cukup kompleks.
Dalam bentuk tubuhnya yang berbeda, ubur-ubur dapat berkembang biak dengan dua cara yang berbeda.
Cara ubur-ubur berkembang biak
Sepanjang siklus hidup mereka, ubur-ubur memiliki dua bentuk tubuh yang berbeda, yakni medusa dan polip.
Ubur-ubur dalam bentuk polip dapat berkembang biak secara aseksual dengan tunas, sedangkan medusa menghasilkan telur dan sperma untuk berkembang biak secara seksual.
Dilansir dari Smithsonian Ocean, ubur-ubur dewasa yang disebut medusa melakukan perkembangbiakan secara seksual dengan melepaskan telur dan sperma ke laut terbuka.
Ubur-ubur jantan dan betina melepaskan sperma dan telur dari mulutnya. Pada kebanyakan spesies, pembuahan terjadi di dalam air atau di tempat lain, misalnya sperma berenang ke dalam mulut betina dan membuahi telur di dalamnya.
Telur-telur yang telah dibuahi berkembang menjadi planula, yakni larva ubur-ubur yang bersilia dan berbentuk seperti buah pir yang pipih.
Setelah beberapa hari, planula akan menempel pada permukaan yang kokoh dan berubah menjadi polip yang bentuknya seperti bunga.
Pada tahap polip, ubur-ubur melakukan reproduksi secara aseksual, yakni melalui tunas. Perkembangbiakan terjadi ketika polip membelah secara kasar menjadi dua untuk menghasilkan polip baru yang identik secara genetik.
Mereka juga dapat menghasilkan atau berubah menjadi medusa, bergantung pada jenis ubur-ubur.
Kebanyakan ubur-ubur berumur pendek. Ubur-ubur dewasa umumnya hidup selama beberapa bulan, bergantung pada spesiesnya.
Sementara itu, polip dapat hidup dan bereproduksi secara aseksual selama beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun.