Gajah adalah hewan yang bertubuh besar dan kuat, namun ternyata ia memiliki hati yang lembut, khususnya terhadap sesamanya. Saat ada teman atau pasangannya yang tengah bersedih atau dalam keadaan gundah, gajah akan menggunakan belalainya untuk membelai kepala dan punggung teman atau pasangannya tersebut.
Saat musim kawin tiba dan gajah jantan ingin mengawini seekor gajah betina, maka gajah jantan akan melakukan upaya pendekatan terlebih dahulu. Pedekate versi gajah ini, bahkan terkadang bisa dilakukan hingga 1 bulan.
Selama masa pendekatan tersebut, gajah jantan akan sering membawakan air dan makanan untuk gajah betina, sebagai upaya untuk mendapatkan simpati dan cintanya. Jika kemudian sang betina memberikan lampu hijau, maka barulah mereka akan melakukan perkawinan.
Kelembutan hati gajah juga ditunjukkan dengan ekspresinya mengeluarkan air mata seperti menangis. Gajah menampakkan rasa berkabung dan duka yang mendalam atas kematian pasangannya. Dengan cara ini sepertinya gajah mengucapkan selamat tinggal dan selamat berpisah dalam bahasa mereka kepada pasangannya yang sudah tak bernyawa lagi.
Bahkan gajah akan mencabut gading pasangannya yang mati sambil mengeluarkan air mata, lalu disembunyikan agar tidak jatuh ke tangan pemburu liar. Gajah juga akan menjaga pasangannya yang telah mati selama 2 hingga 3 hari agar jasad pasangannya yang mati tidak dimakan Predator seperti Haina sampai mereka mengamankan gadingnya.
Sahabat CintaSains juga bisa membaca artikel : Pengertian Predator dan Peranan Predator Dalam Ekosistem
Demikian artikel tentang gajah, hewan berhati lembut dan romantis. Semoga bermanfaat.