Tentang Burung Bangau dan Cara Burung Bangau Berkembang Biak

Burung Bangau merupakan burung yang dijadikan sebagai lambang kelahiran bayi (Natalitas) dalam budaya Eropa. Burung ini diceritakan sebagai pembawa bayi dengan menggunakan sebuah kain putih yang tergantung pada paruhnya yang kuat. Konon, cerita ini dibuat sebagai jawaban atas pertanyaan anak kecil tentang asal usul kelahiran bayi, dimana pada saat itu perbincangan mengenai fungsi reproduksi dan seks masih dianggap tabu.

Burung Bangau mudah dikenali dari bentuk fisik (Morfologi) tubuhnya, dimana ia memiliki paruh, leher dan kaki yang panjang. Ia adalah burung pemakan daging (Karnivora). Makanan utamanya adalah Ikan, Udang, Katak dan Cacing.

Burung Bangau tak memiliki gigi, ia memakan mangsanya dengan menelannya hidup-hidup. Ujung paruhnya sangat tajam yang berfungsi untuk mematuk mangsa atau buruannya.

Cara burung Bangau berkembang biak atau reproduksi

Saat musim kawin tiba, burung Bangau akan terlihat bergerombol membentuk kelompok kecil. Musim kawin biasanya terjadi pada saat awal musim kering yang waktunya bervariasi, tergantung daerah yang ditempati burung Bangau.

Untuk menarik perhatian pejantan, Burung Bangau betina akan melakukan gerakan yang mirip seperti sebuah tarian. Setelah proses kawin selesai, pasangan burung Bangau akan membuat sarang secara bersama-sama.

Burung Bangau membangun sarangnya di atas pohon yang dekat dengan daerah yang basah. Sarang yang dibuat biasanya terdiri atas ranting-ranting kecil dan ilalang yang disusun sedemikian rupa hingga berbentuk seperti sebuah mangkuk yang besar dan tebal. Seekor burung Bangau betina akan menelurkan satu hingga lima butir telur di dalam sarangnya.

Anak burung Bangau yang telah menetas akan dirawat oleh kedua induknya secara bergantian. Burung Bangau diperkirakan dapat hidup hingga 25 tahun di alam liar.