Pengertian dan akibat dari Revolusi Bumi ~ Cinta Sains

Revolusi Bumi adalah perputaran Bumi mengelilingi Matahari. Sebenarnya, tidak hanya Bumi yang mengalami revolusi, melainkan planet-planet lain di sistem tata surya. Lamanya Bumi berevolusi adalah satu tahun, sehingga peristiwa itu dijadikan patokan dalam penanggalan Masehi. Lintasan yang dilalui Bumi selama berevolusi disebut sebagai orbit.

Tidak hanya bumi yang melakukan revolusi, namun juga planet- planet yang lainnya, dan bahkan benda- benda langit seperti bintang- bintang dan asteroid juga melakukan revolusi terhadap matahari. Sementara itu tidak hanya matahari saja yang berperan sebagai pusat yang dikelilingi, namun planet juga menjadi pusat dan dikelilingi oleh benda langit yang disebut dengan satelit. Hampir semua planet memiliki satelit alamnya masing- masing dan setiap satelit ini mengelilingi planet- planetnya.

Revolusi Bumi merupakan salah satu fenomena alam yang berpengaruh bagi kelangsungan hidup makhluk di Bumi. Memangnya, apa saja sih akibat adanya revolusi Bumi ini?

1. Gerak semu tahunan Matahari 

Seperti pembahasan sebelumnya, gerak semu tahunan Matahari merupakan istilah yang menunjukkan bahwa Matahari seolah-olah bergerak, sehingga posisinya terhadap Bumi selalu berubah. Pada peristiwa gerak semu tahunan ini, Matahari mengalami pergeseran posisi ke belahan Bumi bagian utara, tepatnya pada tanggal 22 Desember – 21 Juni dan pergeseran dari belahan Bumi utara ke selatan pada tanggal 21 Juni – 21 Desember.

 

2. Perbedaan lamanya waktu siang dan malam 
Sebagian belahan bumi mengalami waktu siang lebih lama daripada malam, sebut saja Norwegia. Salah satu pulau bagian yang ada di Norwegia, yaitu Svalbard, memiliki durasi siang sekitar 21 jam dan malam hanya 3 jam. Svalbard merupakan daerah yang berada di daerah Lingkar Artik (kutub utara).

Bandingkan dengan Indonesia, Malaysia, Korea, atau Jepang yang memiliki durasi siang dan malam hampir sama, yaitu 12 jam. Mengapa bisa demikian? Ternyata hal itu dipengaruhi oleh revolusi Bumi. Kombinasi antara revolusi Bumi dan kemiringan sumbu Bumi terhadap bidang ekliptika mengakibatkan lamanya siang dan malam di berbagai belahan Bumi berbeda. Perbedaan itu bisa terlihat jelas saat kita berada di daerah yang dekat dengan kutub Bumi, baik kutub utara maupun selatan.





Bumi di belahan utara dan selatan punya waktu siang dan malam yang berbeda. Ini terjadi karena kemiringan sumbu bumi dan revolusi. Saat berevolusi, bumi bisa terletak di apotema atau hipotema. Apotema adalah titik terjauh bumi dengan matahari. 
Sedangkan hipotema adalah titik terdekat bumi dengan matahari. 

Antara 21 Maret hingga 23 September: 
  • Kutub utara mendekati matahari, sedangkan kutub selatan menjauhi matahari. 
  • Belahan bumi utara menerima sinar matahari lebih banyak dari pada belahan bumi selatan. Waktu siang di belahan bumi utara lebih lama dari pada di belahan bumi selatan. 
  • Ada daerah di sekitar kutub utara yang mengalami siang 24 jam. 
  • Ada daerah di sekitar kutub selatan yang mengalami malam 24 jam. 
  • Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke utara. 
  • Kutub utara paling dekat dengan matahari pada 21 Juni. 
  • Pada saat itu, masyarakat yang di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5 derajat ke utara.   

Antara 23 September hingga 21 Maret: 
  • Kutub selatan mendekati matahari, sedangkan kutub utara menjauhi matahari. 
  • Belahan bumi selatan menerima sinar matahari lebih banyak dari pada belahan bumi utara. 
  • Waktu siang di belahan bumi selatan lebih lama dari pada belahan bumi utara. 
  • Ada daerah di belahan bumi utara mengalami malam 24 jam. 
  • Ada daerah di sekitar kutub selatan mengalami siang 24 jam. 
  • Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke selatan. 
  • Kutub selatan paling dekat dengan matahari pada 22 Desember. 
  • Pada saat itu, masyarakat yang di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5 derajat ke selatan. 

Pada 21 Maret dan 23 Desember: 
  • Kutub utara dan kutub selatan memiliki jarak yang sama ke matahari. 
  • Belahan bumi utara dan selatan menerima sinar matahari sama banyaknya. 
  • Waktu siang dan malam lamanya sama di seluruh belahan bumi. 
  • Di khatulistiwa matahari tampak tepat di atas kepala. 
  • Gerak semu tahunan matahari Gerak semu tahunan

3. Perubahan musim

Perbedaan musim yang terjadi di berbagai belahan dunia disebabkan oleh revolusi Bumi. Mengapa bisa demikian?

  • Pada tanggal 21 Juni, posisi Matahari berada di utara, tepatnya garis 23,5°LU. Garis ini disebut sebagai garis balik utara. 
  • Pada tanggal 23 September, Matahari berada di garis khatulistiwa, sehingga kutub utara dan selatan Bumi memiliki jarak yang sama dari Matahari. 
  • Matahari berada di posisi paling selatan pada tanggal 22 Desember, tepatnya di garis 23,5° LS, sehingga garis ini disebut garis balik selatan. 
  • Sampailah pada tanggal 21 Maret di mana Matahari kembali lagi ke garis khatulistiwa. 
Hal itu tentu akan mengakibatkan sejumlah negara mengalami perbedaan musim. Adapun penjelasan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut.
a. Tanggal 21 Maret –  21 Juni

Pada rentang waktu ini:
Belahan Bumi utara mengalami musim semi dan siang hari lebih lama daripada malam harinya, dan belahan Bumi selatan mengalami musim gugur dan siang hari lebih pendek daripada malam harinya.

b. Tanggal 21 Juni – 23 SeptemberPada rentang waktu ini:
Belahan Bumi utara mengalami musim panas karena posisi Matahari berada di utara, dan  belahan Bumi selatan mengalami musim dingin.

c. Tanggal 23 September – 22 Desember 

Pada rentang waktu ini:
belahan Bumi utara mengalami musim gugur dan siang hari lebih pendek daripada malam harinya, dan belahan Bumi selatan mengalami musim semi dan siang hari lebih panjang daripada malam harinya.

d. Tanggal 22 Desember – 21 MaretPada rentang waktu ini:
Belahan Bumi utara mengalami musim dingin, dan belahan Bumi selatan mengalami musim panas karena Matahari berada di posisi paling selatan.

Cukup jelas bukan? mengapa setiap negara bisa mengalami musim yang berbeda-beda? Nah, bagaimana dengan Indonesia? Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di garis khatulistiwa, sehingga Indonesia hanya memiliki 2 musim, yaitu musim kemarau dan penghujan.
 

4. Perubahan kenampakan rasi bintang yang berbeda-beda 
Perbedaan rasi bintang disebabkan oleh perbedaan posisi pengamatan saat di Bumi. Seperti kita ketahui bahwa Bumi senantiasa berevolusi. Itu artinya, posisi Bumi terhadap susunan bintang-bintang juga akan berubah.

5. Gerhana bulan

Ukuran bumi jauh lebih kecil dari matahari. Ketika matahari, bumi, dan bulan sejajar posisinya, bayangan inti bumi akan berbentuk kerucut. Wilayah yang berada di bayangan bumi menjadi sangat gelap. Wilayah ini disebut dengan umbra. Sementara wilayah bayangan yang agak terang atau bayangan tambahan disebut dengan penumbra. Ketika bulan berada di penumbra, bulan terlihat samar. Fenomena ini disebut gerhana bulan sebagian. 

Posisi ini biasanya bertahan selama enam jam. Sedangkan ketika bulan di wilayah umbra, bulan sama sekali tidak terlihat. Fenomena ini disebut sebagai gerhana bulan total. Prosesnya berlangsung selama 40 menut. Gerhana bulan sebagian terjadi sebelum dan sesudah gerhana bulan total. 


6. Gerhana matahari 
Gerhana matahari terjadi ketika bulan terletak di antara bumi dan matahari. Bulan menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari. Meskipun bulan lebih kecil dari matahari, namun bulan dapat menutupi matahari karena bulan lebih dekat ke bumi dibanding matahari.  Gerhana matahari terbagi menjadi: 
  • Gerhana matahari total: Terjadi saat gerhana matahari mengalami puncak. Matahari akan tertutup seluruhnya. 
  • Gerhana matahari sebagian: Terjadi saat gerhana matahari mengalami puncak. Piringan matahari hanya tertutup sebagian. 
  • Gerhana matahari cincin: Terjadi ketika piringan bulan terletak tepat di depan piringan matahari. Di sekeliling piringan bulan akan terlihat cincin bercahaya. 
  • Gerhana matahari hibrida: Terjadi di bagian bumi tertentu. Gerhana ini muncul sebagai gerhana total namun di titik lain muncul sebagai gerhana cincin.

Dengan adanya revolusi Bumi kita bisa menentukan tanggal-tanggal penting menggunakan kalender Masehi. Tidak hanya itu, revolusi Bumi juga bisa dimanfaatkan untuk menentukan posisi Matahari setiap tahunnya. Demikian sedikit penjelasan mengenai revolusi bumi semoga bermanfaat bagi sahabat cinta sains.

Subscribe to receive free email updates: