Peran kaki seribu dalam ekosistem, apakah benar bermanfaat bagi para petani? | Cinta sains

Bisma Rehaldi Bin Manaf, mahasiswa pascasarjana di Malaysia sedang meneliti spesies ini ketika berbincang dengan Mongabay, mengatakan, secara umum hewan ini memiliki penampang tubuh berbentuk bundar, empat kaki di setiap ruas tubuh.

Umumnya, hewan ini masuk herbivora, dan memiliki antena di bagian depan kepala. Spesies ini, memiliki dua pasang kaki per segmen, minus di bagian kepala hanya satu.

Namapun tak sesuai jumlah kaki. “Jangan kira ulat kaki seribu, kaki ada seribu. Salah besar. Kaki tergantung panjang tubuh masing-masing. Ia bisa membesar dan panjang. Bicara kaki, ya tergantung berapa besar tubuh. Setiap segmen tubuh memiliki 17-100 pasang kaki,” kata Rehaldi.

Foto dari pixabay


Dia mengatakan, hewan ini masuk katagori decomposer, artinya pemakan sisa-sisa tumbuh-tumbuhan. Kotoran sisa pengolahan makanan yang dikeluarkanpun, mampu meningkatkan zat hara di tanah. Hingga mampu menyuplai kebutuhan dan kesuburan tanah, yang bermanfaat bagi tumbuhan. “Itu alasan mengapa saya meneliti ulat kaki seribu. Sebab ada yang omnivora juga, pemakan tumbuh-tumbuhan dan daging.”


Spesies ini, sangat membantu keseimbangan alam khusus kawasan hutan perawan dan memiliki kelembaban cukup tinggi. Mereka memerlukan uap air cukup banyak dalam tubuh buat bertahan hidup. Kebutuhan cairan itulah, mengapa bisa ditemukan di hutan lembab dan berlumut.

Hewan ini tak berbahaya. Mereka banyak mengalah. Kulit tubuh menjadi alat perlindungan serangan pemangsa. Ciri khas, kalau terdesak melingkar melindungi diri. “Tapi kalau memegang jangan dekat mata, ia punya cairan yang bisa disemprotkan. Bahaya kalau kena mata.”


Bagaimana membedakan jantan dan betina? Bisa dilihat dari kaki. Jantan memiliki kaki khusus bernama gonopod. Jantan akan menampung dan menyalurkan sperma di gonopod ke kelamin betina. Si betina, sebagian mampu kawin hingga berulang kali, dan mampu menelurkan sedikitnya 1.200-2.000 butir. “Ada juga sekali kawin dan bertelur, setelah itu mati.”


Ulat kaki seribu, umumnya karnivora, tetapi ada yang omnivora. Ia relatif tak berbahaya, tetapi memiliki  senjata rahasia, yang bisa disemprotkan sewaktu-waktu serta berbahaya jika kena mata. Spesies ini sebagai penyubur tanah. 

Ulat kaki seribu, umumnya herbivora, tetapi ada yang omnivora. Ia relatif tak berbahaya, tetapi memiliki senjata rahasia, yang bisa disemprotkan sewaktu-waktu serta berbahaya jika kena mata. Spesies ini sebagai penyubur tanah.


 Jakarta, CNN Indonesia -- Kota sepadat New York City patut berterima kasih pada arthropoda seperti Kaki Seribu dan kerabatnya. Ternyata satwa kecil itu ikut membersihkan sampah-sampah di jalanan kota metropolitan itu.

 

Itu terbukti dari penelitian sekelompok ilmuwan dari North Carolina State University. Mereka sebetulnya sedang melakukan penelitian jangka panjang mengenai serangga perkotaan ketika Badai Sandy melanda pada 2012.


Lalu pada musim semi 2013 mereka memperluas studinya untuk meneliti apakah badai itu berpengaruh pada perilaku populasi serangga. Mereka mengumpulkan sampel serangga dan Kaki Seribu dari jalan-jalan di Manhattan.


Arthropoda seperti Kaki Seribu dikenal sebagai detritivora. Makanannya adalah tanaman busuk, kotoran, dan benda-benda organik lainnya. Hewan ini juga memainkan peranan penting dalam menghancurkan sampah daun. 

Nah, para ilmuwan itu menguji seberapa banyak sampah yang dimakan arthropoda itu di New York dan apakah mereka makan lebih banyak di beberapa tempat daripada tempat lain. Untuk itu para peneliti menaruh hot dog, keripik kentang, dan biskuit di 21 lokasi taman dan 24 median jalan.


Apa yang mereka temukan? Ternyata hewan berbuku-buku di jalanan makan dua sampai tiga kali lebih banyak daripada yang di taman. Padahal keanekaragaman hayati di jalanan jelas lebih sedikit ketimbang di taman.

 

“Kami menghitung bahwa arthropoda di median koridor Broadway/West St. bisa memakan hampir satu ton makanan cepat saji, atau ekuivalen dengan 60 ribu hot dog,” kata Elsa Youngsteadt, salah satu peneliti.


Menurut Youngsteadt, apa yang terjadi adalah bentuk pelayanan nyata dari arthropoda itu. “Bahwa mereka secara efektif membersihkan sampah untuk kita,” katanya lagi.

Temuan yang dimuat di jurnal Global Change Biology ini telah mengungkapkan lebih jauh tentang peran serangga di ekosistem kota. Ternyata mereka adalah pembersih sampah dan membuat jalanan jadi bersih.


Subscribe to receive free email updates: