Kita semua pasti sudah tidak asing lagi mendengar nama pelangi? Kumpulan warna warni yang tersusun indah menghiasi langit dan sering muncul jika hujan telah Redah dengan namun disertai dengan adanya sinar matahari yang cukup mka kita a kan menjumpai fenomena alam ini.
Pelangi terjadi karena pembiasan cahaya. Cahaya matahari yang melewati sebuah tetes hujan akan dibiaskan melewatinya.
Nah, proses pembiasan ini yang memisahkan cahaya putih menjadi warna spektrum. Warna spektrum adalah warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Atau yang sering kita tahu dengan singkatan mejikuhibiniu. Kemudian warna-warna itu memantul di belakang tetes hujan, yang akibatnya cahaya tampak melengkung menjadi pelangi.
Sebenarnya warna pelangi nggak cuma 7 itu, loh! Pembiasan pada pelangi akan membentuk semua warna yang ada di bumi ini. Namun pengelihatan kita terbatas untuk membedakan semuanya. Jadi jangan heran juga, kalau ada sebagian orang yang bisa melihat pelangi dalam 7, 6, atau 5 warna. Pelangi yang sama bisa dilihat secara berbeda oleh orang yang berbeda karena adanya perspektif warna. Satu hal lagi yang kamu perlu tahu, meskipun kelihatannya pelangi berbentuk seperti setengah lingkatan, bentuk pelangi sebenarnya benar-benar lingkaran.
Dilansir dalam Encylopaedia Britannica (2015), pelangi paling sering terlihat saat sinar matahari menyerang tetesan hujan yang jatuh dari awan hujan yang jauh.
Biasanya, ini terjadi pada pagi hari atau sore hari. Saat matahari terlalu jauh di atas cakrawala, maka tidak ada pelangi yang terlihat.
Jika matahari lebih rendah di langit, bagian dari busur itu menjadi terlihat. Jika matahari cukup rendah dan saat berada di tempat yang cukup tinggi, seperti di gunung atau di pesawat terbang, akan melihat pelangi melingkar.