Penjelasan mengenai bakteri atau bisa yang berada di dalam mulut komodo | Cinta Sains

Komodo atau Varanus komodoensis  adalah salah satu hewan yang dikenal bisa melumpuhkan mangsa dengan cepat. Komodo merupakan hewan endemik di Pulau Komodo yang terletak di Pulau Nusa Tenggara Timur, Indonesia.


Sering kita mendengar bahwasannya air liur komodo mengandung banyak bakteri yang mematikan sehingga dapat melumpuhkan mangsanya. Namun ternyata ada fakta lain dimitos tersebut.



Air Liur Komodo Mengandung Bakteri atau Bisa?

Selama bertahun-tahun, banyak orang percaya bahwa air liur komodo mengandung bakteri yang mematikan.

Ini merupakan hasil obserasi dari seorang ahli biologi Amerika Serikat, Walter Auffenberg, yang tinggal di Pulau Komodo untuk mempelajari reptil itu.

Menurut beliau, komodo menggigit mangsanya dan kemudian mengalirkan bakteri dalam air liurnya ke luka itu, sehingga mangsanya melemah dan mati.

Namun, rupanya bukan bakteri yang jadi rahasia gigitan mematikan komodo, Seperti ular, komodo memiliki kelenjar bisa. Kelenjar bisa ini mengandung racun yang mematikan.


Peneliti bernama Bryan Fry dari Universitas Queensland, Australia, mencoba mencari tahu dengan melakukan penelitian lebih lanjut.

Rupanya, racun dalam bisa komodo ini bisa menurunkan tekanan darah mangsanya, membuat pendarahan hebat, serta membuat darah tidak bisa menggumpal. Jadi, komodo menggigit mangsanya kemudian tekanan gigitan mengeluarkan bisa dari kelenjar bisa.

Racun dalam bisa itu kemudian mempercepat mangsanya kehilangan darah, karena darahnya tidak bisa menggumpal.


Apakah Mulut Komodo Berisi Bakteri yang Kotor?

Peneliti Bryan Fry juga mencari tahu apakah mulut komodo dipenuhi bakteri, teman-teman.

Beliau mengajak ahli mikroba Ellie Goldstein untuk melakukan pemeriksaan kandungan air liur komodo.

Setelah mendapatkan sampel-sampel air liur komodo di dari beberapa kebun binatang, para peneliti ini tidak menemukan mikroba yang beracun di mulutnya.

Mikroba yang ditemukan di air liur komodo kebanyakan juga ditemukan di kulit dan ususnya.

Bahkan, bakteri di mulut komodo lebih rendah jika dibandingkan mamalia karnivora lain dalam penangkaran, seperti singa.

Meski begitu, Bryan Fry mengemukakan bahwa bakteri mungkin membantu komodo melumpuhkan mangsa, namun dengan cara lain, teman-teman.

Misalnya, untuk melumpuhkan mangsa yang ukurannya besar seperti kerbau, kerbau bisa lari dan bersembunyi di kubangan sebelum ia kehabisan darah. Nah, bakteri dari kotoran kerbau di kubangan itu membuat luka gigitan komodo semakin parah sehingga menyebabkan infeksi.

Itulah sedikit penjelasan mengenai hewan komodo semoga bermanfaat bagi sahabat cinta sains.

Subscribe to receive free email updates: